banner 728x90

Gambaran Impian Sosok Pribadi Muslim

Salam Tabligh #2

 

Prestasi besar yang berhasil diraih oleh manusia, biasanya diawali dengan impian atau cita-cita besar.

 

Impian adalah suatu keadaan yang akan diwujudkan di masa akan datang, yang telah berhasil mempengaruhi pikiran, semangat, melibatkan gelombang emosi hingga seseorang mau bekerja keras untuk mewujudkannya.

Impian berbeda dengan keinginan. Keinginan biasanya rentan terhadap masalah. Kesulitan dalam mewujudkan keinginan mudah meredupkan, bahkan menghapusnya. Tidak demikian pada impian. Masalah tidak mengecilkannya, tetapi justru menambah daya juang untuk mewujudkannya.
Ada hubungan positif antara impian dengan kesuksesan seseorang. Statistik  dalam masyarakat menunjukkan: pertama, 60 persen manusia mempunyai impian samar-samar; Mereka hidup sebagaimana kehidupan rata-rata orang. Kedua, 27 persen manusia tak punya impian sama sekali, mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Ketiga, 10 persen manusia mempunyai impian dalam pikiran. Mereka memiliki penghasilan tiga kali di atas rata-rata. Keempat, 3 persen manusia mempunyai impian yang jelas, terperinci, tertulis dan divisualisasikan. Hidupnya sangat sukses!
Orang yang impiannya samar-samar atau bahkan tidak punya impian sama sekali, ibarat orang naik taksi tidak bisa memberitahu sopir ke mana menuju. Sopir taksi yang baik hati akan menanyakan berapa uang yang dimilikinya, dan akan mengantarnya sampai argometer mencapai batas keuangan yang dimiliki.

Pertanyaannya, di manakah ia akan diturunkan? Apakah ia akan diturunkan di tempat yang dikehendakinya? Kemungkinan ia dikembalikan di tempat ia naik, atau bahkan diturunkan di sembarang tempat. Diantara dua kemungkinan tersebut, ia berpeluang di atas 90 persen, akan diturunkan di tempat yang tak disukainya.

Analogi di atas menggambarkan bahwa apabila kita tidak memiliki impian hidup yang jelas, bagaikan naik taksi tanpa tujuan yang jelas. Uang dan waktu habis, pikiran dan tenaga terbuang percuma, serta tidak sampai ke mana-mana atau sampai suatu tempat yang tidak kita suka. Tahu-tahu, kita sudah sampai akhir perjalanan hidup di dunia, disambut malaikat maut.

Itulah kenyataan yang dialami oleh kebanyakan orang! Hidup di dunia tidak mempunyai impian yang jelas, mengalir dan mengikuti ritme kegiatan seperti yang dilakukan kebanyakan orang: bangun tidur, bekerja, menikmati hiburan, bersosialisasi dan tidur lagi. Tidak ada impian-impian yang mendorong mereka bekerja keras tanpa kenal lelah dan putus asa, sampai tua. Tahu-tahu, waktu untuk mereka di dunia habis  dan dipanggil menghadap Allah swt. Mereka hanya menjadi orang biasa, seperti yang terjadi pada kebanyakan orang di sekelilingnya. Mereka sangat menyesalinya. Mengapa hidupnya di dunia tidak dimanfaatkan dengan baik!

Bagaimana pun, orang yang sukses selalu mempunyai impian yang jelas dalam pikirannya. Orang yang sangat sukses mempunyai impian yang jelas, spesifik dan tertulis.  Terlepas dari kesuksesan yang diimpikannya itu bersifat duniawi atau ukhrawi, atau kedua-duanya, tetapi ciri-ciri tersebut tetap berlaku.

Lantas, bagaimanakah posisioning diri Anda? Apakah Anda termasuk golongan di bawah rata-rata, golongan rata-rata, golongan sukses, atau golongan sangat sukses? Allah telah memberikan kita pilihan-pilihan tersebut! Setiap pilihan membawa konsekuensi. Allah telah menetapkan segala ketentuan-Nya yang berlaku universal. Setiap perbuatan yang kita lakukan selalu berdampak duniawi dan ukhrawi! Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.s. al-Zalzalah: 7-8:

Maka barang siapa berbuat baik meskipun kecil ia akan melihat akibatnya, dan barangsiapa berbuat buruk meskipun kecil, ia juga akan melihat akibat-nya (Q.s. al-Zalzalah 7-8).

Perlu disadari, kehidupan kita tidak selesai begitu saja dengan kematian, tetapi berlanjut pada kehidupan akhirat yang abadi. Keadaan di akhirat adalah refleksi dari kehidupan di dunia. Apabila kita beriman kepada Allah dan rasul-Nya, melaksanakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya serta mensetting hidup kita sesuai petunjuk Allah dan rasul-Nya, maka jadilah kita pribadi muslim yang sebenar-benarnya atau muslim kaaffah. Dan untuk itu, Allah telah menyiapkan tempat yang bagus di surga-Nya yang penuh kenikmatan.

Apakah menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya telah menjadi impian terbesar Anda? Bila belum, bersegeralah menetapkan. Bila sudah, tetapi masih berada dalam pikiran, segera tulis dan visualisasikan, Pribadi Muslim yang bagaimanakah anda? Gambar besarnya adalah Pribadi Muslim. Gambar detilnya adalah ciri-ciri apa saja yang akan Anda lekatkan pada diri Anda, dan itulah yang akan anda wujudkan.

Cobalah usahakan ambil waktu untuk membuat gambaran Pribadi Muslim yang menjadi impian Anda? Sesosok Pribadi Muslim yang akan menjadi diri Anda di masa depan. Bagaimanakah akidah, akhlak, ibadah dan mu’amalat Anda?

Di bidang akidah, apakah Anda merancang diri menjadi seorang yang bertauhid murni, bebas dari segala bentuk kemusyrikan? Langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan untuk mencapainya?

Di bidang akhlak, apa yang akan Anda lekatkan pada diri Anda? Apakah sifat-sifat jujur, adil, amanah, istiqamah, ‘iffah, berani, tawadhu’, malu, sabar, pemaaf dan dermawan telah menjadi sifat Anda? Apakah setiap kegiatan yang Anda lakukan telah sesuai dengan adab Islami. Seperti ketika membaca al-Qur’an, memberi salam, meminta izin, bertamu, berkunjung, dalam majelis, berbicara, makan minum, buang hajat, masuk masjid, tidur, bepergian, menjenguk orang sakit, berpakaian, berkendaraan, berjalan, di jalan, bertetangga, bersin, bergaul dengan saudara, bergaul dengan istri/suami, berdoa dan lain-lain? Langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan untuk mewujudkan hal-hal tersebut?

Di bidang ibadah, apa saja yang akan Anda lekatkan pada diri Anda dan bagaimana mengamalkannya? Bagaimana Anda melakukan wudhu, shalat wajib, shalat tathawwu’, puasa, zakat dan haji? Apakah Anda telah tetapkan untuk melaksanakan shalat jama’ah, shalat tahajud, shalat dhuha sebagai amaliah sehari-hari? Apakah puasa senin-kamis, atau puasa hari putih atau puasa Nabi Daud telah menjadi ciri Anda? Apakah Anda telah menetapkan setiap memperoleh penghasilan, langsung diambil minimal 2,5 persen untuk zakat, infaq dan shadaqah? Kapan Anda menetapkan akan berangkat haji? Bagaimana Anda mewujudkan?

Di bidang mu’amalat, bagaimanakah kehidupan Anda dalam keluarga, masyarakat dan negara? Apakah Anda menetapkan diri menjadi pribadi yang senantiasa memberikan kemanfaatan bagi orang lain? Bagaimakah perjuangan Anda dalam menegakkan dan menjunjungtinggi agama Islam?

Cobalah tulis rancang bangun pribadi impian Anda, dan jadikanlah hal itu sebagai dream book anda! Beritahukan kepada orang-orang yang Anda cintai, dan baca setiap hari. Hal ini menjadi penting, sebab di bagian otak kita ada suatu area kecil yang dinamakan retikulo active system (RAS) yang menjadi aktif ketika seseorang memiliki impian. Aktifasi RAS menstimulasi otak untuk mempengaruhi sistem tubuh hingga terbangun sikap rawe-rawe rantas malang-malang putung atau gunung tinggi kan kudaki, lautan luas kan kuseberangi. Kedua peribahasa tersebut menggambarkan tingginya semangat untuk mewujudkan impian seseorang.

Menulis impian, membacanya setiap hari dan memberitahukannya kepada orang-orang yang kita cintai dapat mengaktifkan RAS. Insya Allah, dengan penuh semangat, tak kenal lelah, tak kenal putus asa, kita akan tergerak untuk mewujudkan diri menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya!
Mudah-mudahan!

Nashrun minallah,

Wassalamu’alaikum wr. wb.

 

 

Samarinda, 18 Agustus 2011

dr. H. Agus Sukaca, M.Kes.

dr Agus Sukaca kanan

banner 468x60