banner 728x90

Al-Quran Petunjuk Kehidupan & Bukti Kerasulan Muhammad

Tafsir surat al-Baqarah ayat 23-24

 

Ayat ini merupakan salah satu ayat tantangan bagi mereka yang meragukan al-Qur’an, tidak mempercayainya, dan tidak membenarkannya dengan tidak melaksanakan ajaran-ajarannya, maka mereka disuruh untuk membuat satu surat yang semisal dengan salah satu surat yang ada di dalam al-Qur’an. Ternyata mereka bahkan sampai sekarang tidak mampu membuat tandingan satu surat-pun semisalnya.

albaqarah 23-24

23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. 24. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Qs. al-Baqarah/2: 23-24)

 

1. (رَيْبٍ) Raibin; artinya keraguan disertai dengan rasa tidak tenang, tidak nyaman, ada kekhawatiran dan ketakutan. Ungkapan فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا ini menunjukkan bahwa apa yang diturunkan oleh Allah itu tidak bersifat meragukan tetapi manusia, yang dalam hal ini adalah orang-orang kafir dan munafiq juga Ahli Kitab, dalam keadaan ragu karena keadaan yang ada pada mereka.

Seseorang merasa ragu, tidak yakin terhadap sesuatu hal. Karena keadaan dan waktu maka orang kemudian menjadi ragu, bukan al-Qur’annya yang bersifat meragukan. Misalnya, orang itu suatu saat akan ragu tentang nasib hari tuanya, atau nanti mengenai kematiannya, padahal orang akan menjadi tua itu sudah jelas dan orang akan mati itu juga sudah jelas dan pasti.

2. (عَبْدِنَا) ‘Abdina: Hamba Kami, yakni Nabi Muhammad saw.

3. (فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ) Fa’tuu bi suratin mim mislih. Maka buatlah satu surat yang semisalnya (Al Qur’an).

4. (شُهَدَاءَكُمْ)Syuhada’akum: Penolong-penolong kamu, maksudnya bisa siapa saja atau bahkan apa saja termasuk berhala-berhala yang mereka sembah dan mereka mintai pertolongannya (syafa’atnya).

Al-Baqarah ayat 23 ini adalah hujjah dari Allah bagi Rasul-Nya saw dalam menghadapai orang-orang kafir, musyrik dan para Ahli Kitab. Ayat ini merupakan salah satu ayat tantangan bagi mereka yang meragukan al-Qur’an, yang tidak mempercayainya, dan yang tidak membenarkannya dengan tidak melaksanakan ajaran-ajarannya, maka mereka disuruh untuk membuat satu surat yang semisal dengan salah satu surat yang ada di dalam al-Qur’an.

Ternyata mereka bahkan sampai sekarang tidak mampu membuat tandingan satu surat-pun semisalnya. Dengan demikian, maka terbuktilah bahwa Nabi Muhammad saw tidak mengarangnya. Kalau saja al-Qur’an itu adalah karangan Nabi saw, tentunya akan banyak orang yang bisa juga membuat surat semisalnya.

5. (وَلَنْ تَفْعَلُوا) wa lan taf’aluu; artinya: dan pasti kamu tidak akan dapat membuat-(nya).

قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُواْ بِمِثْلِ هَـذَا الْقُرْآنِ لاَ يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً [الإسراء : 88]

Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Qs. al-Isra’/17: 88)

6. (فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ) Fattaqun naaral lati;  Artinya, peliharalah dirimu dari api neraka. Kata ittaquu dipakai banyak sekali di dalam ayat-ayat al-Qur’an dalam bentuk (اتَّقُواْ اللّهَ ) dan seringkali mengikuti suatu perintah atau larangan, atau kadang mendahuluinya. Dalam kasus seperti ini, maka arti yang mungkin tepat adalah awas dan waspada, serta hati-hati, ini adalah perintah atau larangan Allah SWT. Oleh karena itu, kita perlu sekali mentaati-Nya. Hal ini penting untuk dilaksanakan supaya memperoleh Ridha Allah dan surga-Nya, serta terhindar dari siksa Allah dan masuk neraka. Oleh karena itu, sangat bisa dimengerti kalau terjemahan al-Qur’an versi Departemen Agama memilih arti “peliharalah dirimu dari api neraka.”

7. (الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ) Waquudu hannaasu wal hijaarah; Artinya, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Kata waquud berarti bahan bakar, kalau wuquud artinya menyala. Kalau ada yang bertanya kenapa bahan bakarnya adalah batu, dan mengapa batu disebut secara khusus, maka jawaban sederhananya adalah bahwa batu itu menyimpan dan juga menambah daya panas, apalagi saat tersenggol atau menempel badan. Batu tertentu menjadi sangat panas apabila dibakar.

8. (أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ ) ‘U’iddat lil kaafiriin: yang disediakan bagi orang-orang kafir. Yang dimaksud dengan orang-orang kafir adalah mereka yang menolak atau tidak mau beriman dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, tidak mau beribadah kepada Allah, menolak kerasulan Nabi saw dan syariat Allah.

Keterkaitan serta makna dua ayat di atas

Setelah Allah menetapkan bahwa beragama yang benar itu adalah bertauhid, artinya beribadah hanya kepada Allah saja tidak kepada lain-Nya atau dengan yang lain. Kemudian pokok agama yang selanjutnya adalah mengimani kenabian Rasulullah Muhammad saw. Dalam hal ini, al-Qu’an memberikan alasan bahwa seandainya orang-orang itu ragu terhadap al-Qur’an, maka Allah menantang mereka untuk membuat satu surat semisal surat yang ada di dalam al-Qur’an. Sekiranya mereka tidak bisa membuatnya, maka hendaklah mereka menjaga diri mereka dari siksa api neraka dengan jalan beriman dengan wahyu Ilahi dan berbadah hanya kepada Allah saja dan menetapi ajarannya (syariatnya).

Petunjuk dari dua ayat di atas

  1. Penetapan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul Allah dengan menurunkan al-Qur’an kepada beliau.
  2. Memperkuat kesadaran manusia akan kelemahannya sehingga tidak mampu membikin satu surat-pun semisal surat yang ada di dalam al-Qur’an. Bahkan sampai sekarang yang sudah empatbelas abad berlalu belum juga ada yang bisa membuat satu surat semisal surat di dalam al-Qur’an. Bahkan Allah-pun sampai berfirman (وَلَنْ تَفْعَلُوا) yang artinya “dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya)”.
  3. Orang supaya menjaga diri dari siksa api neraka dengan cara beriman kepada al-Qur’an, dengan melaksanakan ajaran-ajarannya seperti yang paling penting adalah beribadah kepada Allah saja.

Salah satu contoh ibadah yang relatif ringan adalah dalam satu hadis Nabi saw bersabda begini:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Jagalah diri kalian dari api neraka walau dengan secuil kurma, jika tidak mendapatkan, hendaknya dengan perkataan yang baik.” (HR Bukhari 5564)

 

Narasumber utama artikel ini:

M. Yusron Asrofie

banner 468x60