banner 728x90

Sabar sebagai Penolong

 

 

 وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya (Qs. Al-Kahfi 18: 28).

 

Sabr dalam Pengertian Umum

Arti bahasa: menahan diri (الحبس ) dan mencegah (الكف )

Sabr adalah menahan diri dari rasa sedih (berkeluh kesah) dan menahan lesan dari menggerutu (mengeluh) dan menahan anggota badan agar tidak menampar pipi, merobek baju, dan sebagainya.

 

Sabr dalam arti syariat Islam

Menahan diri (tekun, telaten, rajin) dalam melaksanakan apa saja yang dikehendaki oleh Allah atau menahan diri (bertahan) untuk tidak melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah.

Artinya: Dia sabar melakukan apa yang diperintahkan Allah dan dia sabar  untuk bertahan tidak mau melakukan apa yang dilarang Allah. Allah menjadikan di dalam hal itu pahala yang besar bagi orang yang mengharap ridha-Nya, dan membalas mereka dengan menjadikannya sebagai penghuni surga karena mereka bersabar dalam menggapai ridha Allah.

Di dalam kata sabar ada makna pencegahan, kekuatan, dan menahan (penolakan). Tasabbara rajul artinya dia menanggung kesabaran, berjihad melawan hawa nafsunya (dirinya) dan mengarahkan nafsu dirinya kearah akhlaq yang baik. Dan sabbaraha apabila dia mengarahkan dirinya untuk bersabar yaitu tetap kokoh berlandaskan ajaran agama apabila datang dorongan nafsu syahwat menggodanya, dan dia tetap kokoh berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah karena siapa yang berpegang teguh kepada keduanya maka dia bersabar atas musibah dan bersabar untuk tekun rajin beribadah, dan bersabar dalam menjauhi hal-hal yang diharamkan.

 

Macam-Macam Sabar
  1. Sabar untuk tetap rajin, tekun dalam ketaatan kepada Allah.
  2. Sabar untuk menahan diri dari berbuat durhaka kepada Allah.
  3. Sabar untuk tetap tegar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang menyakitkan.
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -200

Ali ‘Imran /3: 200.  Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. 

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

Al-Ahqaaf  46: 35.  Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ -10

Az-Zumar  39: 10.  Hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

 

Pahala Kesabaran

Allah memberikan tiga anugerah kepada orang-orang yang bersabar yang tidak diberikan kepada orang lain, yaitu:

  1. Doa shalawat.
  2. Rahmat kasih sayang.
  3. Petunjuk.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157

 Al-Baqarah/2: 155.  Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. 157. Mereka Itulah yang mendapat doa shalawat dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Allah Swt menjadikan sabar sebagai pertolongan dan peralatan serta Dia memerintahkan untuk memohon pertolongan dengan alat sabar. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (153

 Al-Baqarah  2: 153.  Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Ada pula yang mengartikan: Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Maka siapa yang tidak memiliki kesabaran, dia tidak memiliki penolong. Allah juga mengaitkan pertolongan (kemenangan) dengan sabar dan taqwa:

 بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آَلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ (125

Ali ‘Imran  3: 125.  Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.

Rasulullah saw bersabda:

مسند أحمد  مشكول – (ج 6 / ص 198
وَاعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
المستدرك على الصحيحين  الحاكم – (ج 14 / ص 408
واعلم أن النصر مع الصبر ، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا

Ketahuilah bahwa di dalam kesabaran atas apa yang tidak engkau sukai ada kebaikan yang banyak sekali, dan bahwa pertolongan itu datang bersama kesabaran, dan bahwa kebahagiaan itu bersama kesusahan dan bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. HR Ahmad dan al-Hakim

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (120

Ali ‘Imran  3: 120.  Dan jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.

 

Hukum Sabar

Sebagian sabar hukumnya wajib dan sebagian lagi sunnah (disukai).

Hukum sabar adalah wajib apabila berkaitan dengan mengerjakan kewajiban-kewajiban agama atau menjauhi hal-hal yang diharamkan agama. Sabar adalah disukai kalau menjauhi hal-hal yang makruh.

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa sabar itu wajib adalah firman Allah:

 وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Al-Kahfi 18: 28.  Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya;

Menyeru Tuhan atau beribadah shalat pada pagi dan petang itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sabar, rajin dan tekun. Semua itu dikerjakan dengan mengharap ridha Allah.

Sedangkan dalil yang menunjukkan bahwa sabar itu sunnah/mustahab (disukai)  dan tidak wajib adalah:

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ (126

An-Nahl  16: 126.  Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Apa hukum sabar untuk tidak membalas di sini? Engkau bisa memilih antara membalas dan tidak membalas orang yang menyiksamu. Apa hukum syar’i-nya? Engkau boleh melakukan qisas (balasan), yaitu membalas sepadan sebagaimana dia menzalimi dirimu. Apa hukum sabar dengan tidak membalasnya? Hukumnya sunnah (disukai). Kemudian, kalau engkau bertanya apa hukum sabar, tekun  dan rajin Shalat Shubuh? Hukumnya wajib. Apa hukum sabar ketika terkena musibah dengan menahan diri untuk tidak meratap? Hukumnya wajib. Apa hukum sabar untuk tidak membalas orang yang berbuat jelek kepadamu dengan semisal kejelekan yang dia lakukan? Hukumnya sunnah (disukai). Oleh karena itu, hukum sabar itu ada yang wajib dan ada yang sunnah.

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ بَايَعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَرَأَ عَلَيْنَا { أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا } وَنَهَانَا عَنْ النِّيَاحَةِ فَقَبَضَتْ امْرَأَةٌ يَدَهَا فَقَالَتْ أَسْعَدَتْنِي فُلَانَةُ أُرِيدُ أَنْ أَجْزِيَهَا فَمَا قَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا فَانْطَلَقَتْ وَرَجَعَتْ فَبَايَعَهَا

Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits Telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Hafshah binti Sirin dari Ummu ‘Athiyyah radliallahu ‘anha ia berkata; Kami berbai’at kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau pun membacakan ayat kepada kami: “Dan janganlah mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.” Kemudian beliau juga melarang kami untuk melakukan Niyahah (meratap saat tertimpa musibah). Lalu seorang wanita menggenggam tangannya dan berkata, “Sesungguhnya si Fulanah telah membahagiakanku, dan aku ingin segera membalasnya.” Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berkata apa pun pada wanita itu. Wanita itu pergi, kemudian kembali lagi, dan beliau pun membai’atnya.HR Bukhari   4513

 

Sabar: Dua Macam
  1. Badani (fisik)
  2. Nafsi (psikhis)

Masing-masing juga terbagi menjadi dua bagian:

  1. Pilihan (ikhtiyari)
  2. Terpaksa (idhtirari)

Maka jadilah sabar menjadi empat bagian:

  1. Fisik pilihan: melakukan pekerjaan-pekerjaan berat.
  2. Fisik terpaksa: sabar menahan sakitnya pukulan. Dia dipukul dan tidak ada cara untuk mengelak. Yang bisa dia lakukan hanyalah bersabar.
  3. Psikhis pilihan: sabarnya jiwa (diri) untuk tidak berbuat yang tidak baik menurut syara’ (ajaran agama), seperti tidak mengerjakan perbuatan yang makruh (yang dibenci).
  4. Psikhis terpaksa: sabarnya jiwa atas kehilangan orang yang dicintai yang memisahkan dirinya dengan dia. Kalau dia tidak bersabar maka dia akan berkeluh kesah yang diharamkan, meratap, menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, memotong-motong atau menggunduli rambut dan sebagainya.

 

Macam-macam Manusia dalam Kesabaran
  1. Ahli sabar dan taqwa, mereka adalah orang yang diberi kenikmatan oleh Allah sebagai pemilik kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mereka bersabar untuk tetap taat kepada perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
  2. Orang yang memiliki ketaqwaan tetapi tanpa (minus) kesabaran. Orang itu ahli ibadah, zuhud, rajin shalat, rajin puasa, taat membayar zakat, suka infaq, ahli dzikir, dan taat, akan tetapi ketika terkena musibah dia hanyut. Dia memiliki ketaqwaan tetapi apabila terkena musibah dia hanyut.
  3. Orang yang punya kesabaran tetapi tidak punya ketaqwaan. Contohnya adalah orang-orang jahat, mereka tahan banting dan sabar atas apa yang menimpa mereka seperti kebanyakan pencuri dan perampok jalanan yang bersabar atas rasa sakit dan kesulitan dalam memperoleh barang haram.
  4. Ini adalah orang yang terburuk. Mereka tidak bertaqwa padahal mereka mampu dan tidak bersabar ketika mendapat cobaan.
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21

Al-Ma’arij 70: 19.  Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20.  Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21.  Dan apabila ia mendapat kebaikan (harta benda) ia amat kikir,

 

Tingkatan Kesabaran

Kesabaran memiliki beberapa tingkatan. Sabar di dalam taat kepada Allah lebih tinggi tingkatannya dibanding sabar untuk tidak berbuat maksiat. Dan sabar untuk tidak berbuat maksiat lebih tinggi tingkatannya dibanding sabar dalam menghadapi taqdir.

Sabar dalam melaksanakan kewajiban adalah tingkatan sabar yang paling tinggi. karena  melaksanakan kewajiban itu lebih tinggi derajatnya daripada meninggalkan hal-hal yang haram. Sedangkan pahala meninggalkan hal-hal yang haram lebih besar daripada daripada pahala sabar atas musibah. Hal ini karena sabar dalam melaksanakan kewajiban dan dan sabar dalam meninggalkan hal-hal yang haram merupakan amaliyah pilihan. Tetapi ketika terkena musibah, sesuatu yang di luar pilihan ikhtiyarnya, maka tidak ada pilihan baginya kecuali menahan diri dan bersabar.

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata tentang Nabi Yusuf as: “Kesabaran Nabi Yusuf untuk tidak menuruti ajakan isteri al-Aziz yang mengajaknya berbuat hal yang haram lebih sempurna daripada kesabarannya ketika dia dilempar saudaranya ke dalam sumur.”

 

Ruang Lingkup Sabar
  1. Sabar atas cobaan dunia
  2. Sabar atas dorongan nafsu.
  3. Sabar untuk tidak melirik (berselera memiliki) apa yang dimiliki orang lain dan tidak tertipu atas kenikmatan memilki harta benda dan anak.
  4. Sabar untuk taat kepada Allah. Ini adalah tingkat sabar yang paling agung dan paling berat bagi jiwa.
  5. Sabar dalam menanggung beban kesulitan dalam berdakwah untuk menuju kepada jalan Allah swt.
  6. Sabar di dalam peperangan, ketika bertemu musuh, dan ketika dua pasukan sedang bertempur. Sabar (keberanian) adalah syarat kemenangan dan kabur lari dari pertempuran adalah dosa besar.

 

Hal-hal yang Memperkuat Kesabaran
  1. Mengetahui tabiat kehidupan dunia bahwa dunia itu diciptakan dengan membawa kesulitan dan penderitaan.
  2. Mengimani bahwa dunia itu semuanya milik Allah. Dia memberikan kepada siapa yang dikehendakinya dan tidak memberikan kepada siapa yang dikehendakinya.
  3. Mengetahui balasan dan pahala kesabaran.
  4. Yakin akan adanya jalan keluar. Allah menjadikan bahwa di dalam setiap kesulitan ada kemudahan dan rahmat dari-Nya.
  5. Memohon pertolongan kepada Allah, berlindung di bawah naungan-Nya, dan mencari bantuan-Nya
  6. Iman kepada qadha dan qadar merupakan hal terbesar yang bisa menolong untuk berlaku sabar.

 

Kendala Menuju Kesabaran
  1. Tergesa-gesa.
  2. Kemarahan menafikan (menghilangkan) kesabaran
  3. Putus asa adalah kendala terbesar untuk bisa berlaku sabar. 
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6

Al-Insyirah  94: 5.  Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6.  Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (128

Al-A’raf  7: 128.  Musa Berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آَيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ (37

Al-Anbiya 21: 37.  Manusia dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya (azab) dengan segera.

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ (48

Al-Qalam 68: 48.  Maka Bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). 

يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ (87

Yusuf 12: 87.  Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.

 

Contoh Perbuatan Sabar 

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67) وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71) وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72) وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآَيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا (73) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74) أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا (75) خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (76

 Al-Furqan  25: 63-76

  1. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
  2. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka[1072].
  3. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”.
  4. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.
  5. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
  6. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
  7. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
  8. kecuali orang yang bertaubat , beriman dan mengerjakan amal salih, maka kejahatan mereka akan diganti dengan kebajikan. Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.
  9. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal salih maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
  10. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah mereka lewat saja dengan menjaga kehormatan dirinya.
  11. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan, mereka tidak menghadapinya sebagai orang yang tuli dan buta.
  12. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan yang mentejukkan mata dan hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
  13. Mereka itulah yang diberi balasan ruang di surga karena mereka telah melakukan kesabaran dan mereka di sana disambut dengan penuh penghormatan dan keselamatan (kedamaian).
  14. Mereka kekal di dalamnya. Dan surga itu tempat menetap dan kediaman yang baik.

 

Narasumber utama artikel ini:

  1. Yusron Asrofie

 

(Bahan diambil dari sebuah presentasi berbahasa Arab berbentuk PowerPoint kemudian diterjemah dan diberi tambahan seperlunya)

 

 

 

banner 468x60