banner 728x90

Surga Tempat Tinggal Adam dan Hawa

Tafsir Surat al-Baqarah: 35

 

وَقُلْنَا يَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ -البقرة/35

Artinya: “Dan Kami berfirman: Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim” [Q.s. al-Baqarah (2): 35].

 

(اسْكُنْ) uskun: berdiamlah, bertempat tinggallah kamu. Kata ini pemakaiannya biasanya untuk mendiami atau bertempat tinggal yang sifatnya tidak abadi. Kata ini juga biasanya dipakai untuk bertempat tinggal atau berdiam setelah melakukan perjalanan. Sedangkan kata yang memiliki arti bertempat tinggal tetap (menetap) adalah kata (قر) qarra. Tempat menetap yang lama biasanya memakai kata (مُسْتَقَرّاً): mustaqarran. Berikut contoh-contoh pemakaian kata mustaqarran:

أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا -الفرقان/24

Artinya: “Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya” [Q.s. al-Furqaan (25): 24].

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) -الفرقان/65-66

Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal (65). Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman (66)” [Q.s. al-Furqaan (25): 65-66].

أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا (75) خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (76) -الفرقان/75-76

Artinya: “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (75) mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman (76)”. [Q.s. al-Furqaan (25): 75-76].

 

Kata menetap dalam jangka waktu lama (sepanjang umur) juga menggunakan kata mustaqarran. Lihat kelanjutan ayat dari ayat-ayat yang ditafsirkan, yaitu al-Baqarah (2) ayat 36 berikut:

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ [البقرة/36

Artinya: “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” [Q.s. al-Baqarah (2): 36].

 

(أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ) anta wa zaujuka al-jannah: engkau dan istrimu di surga. Di dalam bahasa Arab, kata zauj (زوج) itu artinya pasangan atau jodoh. Seringkali kata itu juga berarti istri. Yang paling umum, seorang istri itu bahasa Arabnya adalah zaujah (زوجة). Adapun untuk seorang suami, al-zauj (الزوج) dalam bahasa Arab, maka semua orang sepakat memakai kata zaujul mar’ah (زوجُ المرأة).

Kata ( الْجَنَّةَ) al-jannah: surga. Dalam al-Qur’an, kata al-jannah ini umumnya dipakai untuk kata surga. Namun, ada juga yang bermakna kebun. (وَكُلَا مِنْهَا) wa kulaa minhaa: makanlah engkau berdua (Adam dan istrinya Hawa) dari surga itu. (رَغَدًا) raghadan: yang baik dan banyak (berlimpah). Hidup yang sejahtera dan berlimpah rizki itu dalam bahasa Arab disebut (رَغَدًا) raghadan. (حَيْثُ شِئْتُمَا) haitsu syi’tumaa: di mana saja engkau berdua kehendaki.

فَقُلْنَا يَا آَدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى (117) إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَى (118) وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَى (119) -طه/117-119

Artinya: “Maka kami berkata: Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka (117). Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang (118). dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya (119)” [Q.s. Thaahaa (20): 117-119].

 

(وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ) wa laa taqraba hadzihisy-syajarata: dan janganlah engkau berdua mendekati pohon ini. Pohon di ayat ini tidak dijelaskan pohon apa itu. Para ulama terdahulu menyebut berbagai macam nama pohon. Ada yang menyebut pohon anggur, gandum, zaitun, arak dan lain-lain. Allah-lah yang mengetahui pohon apa itu.

(فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ) fatakuuna min al-dhaalimiin: maka engkau berdua akan termasuk orang-orang dzaalim. Dzaalim-iin di sini artinya adalah orang-orang yang melanggar perintah Allah ta’ala atau bisa juga disebut sebagai orang-orang yang melampaui batas dan juga membangkang atas perintah-Ku.

(الظلم) al-dhulmu: menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

 

Narasumber utama artikel ini:

M. Yusron Asrofie

banner 468x60