banner 728x90

Adam dan Hawa yang Tergelincir

Tafsir Surat al-Baqarah: 36-37

 

 

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ (36) -البقرة/36

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. [QS Al Baqarah (2):36]

 

(فَأَزَلَّهُمَا) fa azalla huma. Fa: maka, lalu. Azalla: dia (setan) menggelincirkan. Huma: keduanya (Adam dan Hawa). Kata ini, menurut  Imam al-Tabari, berasal dari al-zillah (الزلة) yang berarti dosa. Artinya, setan (Iblis yang jahat) menggelincirkan dan menjerumuskan keduanya ke dalam dosa.

(الشَّيْطَانُ) syaithaan: setan

Di dalam Kitab مفردات ألفاظ القرآن   (Mufradaat Alfaadh al-Qur’an), karya Imam al-Raaghib al-Ashfihani, setan adalah (فالشيطان مخلوق من النار) suatu makhluq yang dicipta dari api.

Meskipun begitu setan juga disebut sebagai  الشيطان اسم لكل عارم من الجن والإنس والحيوانات  (asy-syaithaanu ismun likulli ‘aarimin minal-jinni wal-insi wal-hayawanaat ) : setan adalah nama bagi semua makhluq yang jahat baik itu dari golongan jin, manusia atau binatang.

(عَنْهَا) ‘anhaa; dari surga. Ada juga yang memaknai ‘anhaa di sini adalah “karena (akibat atau disebabkan oleh) Adam dan Hawa  mendekat dan merasakan sesuatu dari pohon itu.”

(عَنْ): karena, akibat dari, disebabkan oleh (هَا): pohon.

Kalau ditata lagi penerjemahan dari awal ayat 2: 36 menjadi sbb: “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan karena ( disebabkan, oleh sebab mendekati) pohon itu.”

 

Sampai hal penggelinciran ini, barangkali muncul pertanyaan: “Bukankah Iblis sudah diusir dari surga terlebih dahulu?”

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) -ص: 77

Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, QS Shaad (38):77.

 

Iblis memang sudah terusir dari surga, tetapi si Iblis masih mempunyai kemampuan untuk membisikkan sesuatu. Menurut Al-Zamakhsyari, Iblis memang tidak bisa masuk mendekat ke dalam surga dan juga tidak bisa menikmati kenikmatan yang ada di surga, tetapi dia punya cara dengan membisikkan sesuatu untuk menggoda Adam dan Hawa. Dia mendasarkan penjelasannya berdasar ayat berikut:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (20) -الأعراف: 20

Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”. [QS Al A’raaf (7) 20]

(فَأَخْرَجَهُمَا) fa-akhrajahumaa: lalu setan mengeluarkan keduanya.

(مِمَّا كَانَا فِيهِ) mimmaa kaanaa fiih: dari keadaan semula mereka berada di surga. Keadaan di surga adalah keadaan yang penuh kenikmatan dan kenyamanan yang sangat banyak dan luas – di samping juga penuh kemuliaan.

Perbuatan mengeluarkan dari surga ini dinisbahkan kepada setan karena setan (iblis yang sudah menjadi jahat) ini yang menyebabkan Adam dan Hawa diusir dari surga.

Hal ini dikuatkan oleh ayat berikut:

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (27) -الأعراف: 27

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibubapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya.  Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. [QS Al A’raaf (7) 27]

(وَقُلْنَا) wa qulnaa: dan Kami (Allah) berfirman.

(وَقُلْنَا اهْبِطُوا) wa qulnahbithuu: dan Kami (Allah) berfirman: “Turunlah kamu!”

Kata ihbithuu ini yang dituju adalah Adam, Hawa dan Iblis (setan). Kata (الهبوط) al-hubuuth itu artinya turun ke bumi.

Pada ayat lain disebutkan:

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى (123) -طه: 123

Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” [QS Thaahaa (20):123.]

Yang dimaksud dengan “kamu berdua” adalah Adam dan Hawa. Namun, kita mengetahui bahwa asal usul manusia seperti kita ini semuanya merupakan anak turun Adam dan berasal dari Adam dan Hawa.

Kata (اهبطا مِنْهَا) ihbithaa minhaa: Turunlah kamu berdua dari surga. Kata yang dipakai adalah (مِنْهَا) minhaa: dari surga. Kata  مِن  (min) menunjukkan asal sesuatu. Sementara kata (عَنْهَا) ‘anhaa: artinya karena, disebabkan oleh urusan pohon di surga.

(بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ) ba’dhukum liba’dhin ‘aduwwun: sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain.

“Sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain itu” maknanya bisa permusuhan antar manusia; bisa berupa manusia dalam satu keluarga, bisa berupa orang-orang yang beriman bermusuhan dengan orang-kafir atau musyrik.

Ayat berikut ini mengilustrasikan secara sangat pas.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14) -التغابن: 14

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara suami atau istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS Ath Thaghabun (64):14.

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا (101) -النساء: 101

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.  Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. [QS An Nisaa (4):101.]

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا  -المائدة: 82

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.  [QS Al-Maidah (5): 82]

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) -البقرة: 168

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. [QS Al Baqarah (2):168]

Selain permusuhan antar manusia, Al-Qur’an juga menjelaskan pada banyak ayat bahwa setan itu adalah musuh manusia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208) -البقرة: 208

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. [QS Al Baqarah (2):208]

(مُسْتَقَرٌّ) mustaqarrun: Tempat yang tetap. Di manapun seseorang berada di muka bumi, maka bumilah tempat dia menetap.

(مَتَاعٌ) mataa’un: kenikmatan kehidupan, setiap yang memberi kesenangan, bisa berupa kesehatan, pakaian, perhiasan rumah atau kenikmatan apa saja. Di muka bumi, Allah ta’aala menyediakan banyak hal yang bisa dinikmati manusia.

(إِلَى حِينٍ) ilaa hiin: bagi umat manusia seluruhnya artinya adalah sampai Hari Kiamat nanti. Bagi masing-masing orang maka sampai kematian menjemputnya.

 

SURAT AL-BAQARAH: 37

 فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (37)  -البقرة: 37

2:37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

 

(فَتَلَقَّى آدَمُ) Fa talaqqaa Aadamu: Lalu Adam mengambil dan menerima. Dalam ayat ini bisa disusun menjadi  Allah ta’aala mewahyukan dengan suatu pemberitahuan yang diambil dan diikuti serta diamalkan oleh Adam.

(فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ) Kemudian Adam menerima beberapa kalimat taubat dari Rabbnya.

Berikut ini adalah beberapa kalimat (kata) taubat itu:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (23) -الأعراف: 23

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. [QS Al A’raaf (7):23].

Adam dan Hawa kemudian bertaubat kepada Allah ta’aala dan Allah yang Maha Penerima Taubat dan Maha Pemberi Rahmat kepada hambanya yang beriman menerima taubat mereka berdua.

(فَتَابَ عَلَيْهِ) fa taaba ‘alaihi: maka Allah menerima taubatnya. Di sini sepertinya Allah hanya menerima taubat Adam saja tanpa menyertakan Hawa. Di dalam banyak ayat-ayat al-Qur’an dan As-Sunnah kata dia laki-laki di dalam lafadz (عَلَيْهِ) itu termasuk dia perempuan.

Ada kata lain selain kata taaba ‘alaa, yaitu kata taaba ilaa.

(تاب إلى الله) taaba ilaa: bertaubat kepada Allah, kembali kepada Allah dalam arti tunduk dan taat kepada ketentuan-ketentuan Allah.

Di dalam AlMustadrak Al-Hakim ada penjelasan Ibnu ‘Abbas mengenai ayat 2: 37 sebagai berikut:

المستدرك على الصحيحين  الحاكم – ج 9 / ص 247
3961 – حدثنا أبو العباس محمد بن يعقوب ، ثنا الحسن بن علي بن عفان ، ثنا الحسن بن عطية ، ثنا الحسن بن صالح ، عن المنهال بن عمرو ، عن سعيد بن جبير ، عن ابن عباس رضي الله عنهما ، فتلقى آدم من ربه كلمات فتاب عليه قال : أي رب ألم تخلقني بيدك ؟ قال : « بلى » . قال : أي رب ، ألم تنفخ في من روحك ؟ قال : « بلى » . قال : أي رب ، ألم تسكني جنتك ؟ قال : « بلى » . قال : أي رب ألم تسبق رحمتك غضبك ؟ قال : « بلى » . قال : أرأيت إن تبت وأصلحت أراجعي أنت إلى الجنة ؟ قال : « بلى » . قال : فهو قوله ( فتلقى آدم من ربه كلمات (سورة البقرة: 37) ) « هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه »
تعليق الذهبي قي التلخيص : صحيح

Dari Abu al-‘Abbas Muhammad bin Ya’qub, dari al-Hasan bin ‘Affan, dari al-Hasan bin ‘Athiyyah, dari al-Hasan bin Shalih, dari Minhal bin ‘Amr, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas Radhiya Allahu ‘anhuma (menjelaskan ayat):

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ …-البقرة: 37

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. [QS Al Baqarah (2):37]

Dia (Adam) berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu? Dia (Allah) menjawab: Ya.  Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau meniupkan ke dalam diriku sebagian roh-Mu? Allah menjawab: Ya.  Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau menempatkan aku tempat kediaman di surga? Allah menjawab: Ya.  Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau mendahulukan rahmat-Mu atas kemarahan-Mu?  Allah menjawab: Ya.  Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau akan mengembalikan aku ke surga apabila aku bertaubat dan memperbaiki diri?  Allah menjawab: Ya.

Demikianlah  penjelasan Ibnu ‘Abbas atas Firman Allah ta’aala (فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ [البقرة: 37]) (Hadis Shahih menurut Adz-Dzahabi)

 

MAKNA SECARA UMUM AYAT AL-BAQARAH: 36-37

Allah ta’aala memberitahukan kepada kita bahwa setan telah menjerumuskan Adam dan Hawa ke dalam perbuatan dosa. Setan menggoda keduanya dengan bisikan-bisikan jahat untuk melanggar ketentuan Allah. Akibatnya Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dan tidak pantas lagi tinggal di surga dan bisa menikmati kenyamanan dan kesenangan serta kemuliaan hidup di surga. [Lihat juga boks: “Penjelasan dari Ayat Lain”.]

Adam dan Hawa diberi kalimat pertaubatan dan bersedia menerimanya serta mengamalkannya. Adam dan Hawa mengucapka kalimat taubat itu dan Allah menerima taubat mereka berdua.

 

HIKMAH  DARI AYAT AL-BAQARAH: 36-37

  1. Di dalam kehidupan, seringkali ada bisikan pengaruh buruk yang datang dari yang tidak terlihat maupun yang bisa terlihat. Pengaruh buruk itu akan sangat bisa merubah kehidupan yang sangat nyaman, penuh kemuliaan dan kenikmatan menjadi kehidupan yang penuh kesengsaraan dan kehinaan.
  2. Kita harus selalu waspada terhadap pengaruh jahat setan yang menjadi musuh manusia yang nyata.
  3. Apabila berbuat dosa berupa pelanggaran atas ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka kita wajib bertaubat. ˜

 

Narasumber utama artikel ini:

M. Yusron Asrofie

banner 468x60