Tuntunan Adab #2
Senyum adalah ekspresi perasaan positif: cinta, syukur, kegembiraan, gairah, semangat, antusiasme, harapan dan kepuasan. Ketika anda tersenyum kepada seseorang, makna pesan yang anda sampaikan bisa: saya senang berjumpa dengan anda! saya mencintai anda! Saya bersyukur bisa ketemu anda! Saya gembira bertemu anda! Saya sedang penuh gairah! Saya sedang bersemangat! Saya sedang berperasaan positif!
عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ كَانَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلَّا تَبَسَّمَ فِيهِ فَقُلْتُ لَهُ إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُحَمِّقَكَ النَّاسُ فَقَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلَّا تَبَسَّمَ
Dari Ummi Darda’: Adalah Abu Darda tidak membicarakan suatu pembicaraan kecuali sambil tersenyum. Aku berkata kepadanya; “Aku khawatir orang-orang akan menganggap kamu orang pandir.” Abu Darda` berkata; “Ketahuilah bahwa tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membicarakan sesuatu kecuali beliau tersenyum.“ (HR Ahmad)
Rasulullah S.A.W. adalah suri teladan terbaik bagi manusia. Beliau mencontohkan cara berbicara dengan tersenyum hampir di semua pembicaraan beliau. Dalam hadits riwayat Bukhari, Jarir radliallahu ‘anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah melarangku untuk bertemu beliau semenjak aku masuk Islam dan tidaklah beliau melihat aku melainkan beliau tersenyum ke wajahku (HR Bukhari).
Rasulullah juga memerintahkan kita untuk tersenyum ketika berbicara kepada orang lain:
لَا تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنْ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah engkau remehkan perkara ma’ruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang ma’ruf” (HR Abu Daud)
Ahmad juga meriwayatkan hadits senada dengan redaksi yang sedikit berbeda.
Di kalangan sahabat, rasulullah dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR Turmudzi)
Makna Senyum
Menurut Wikipedia, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagian atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum. Seseorang sendiri kalau senyum umumnya bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah.
Senyum adalah ekspresi perasaan positif: cinta, syukur, kegembiraan, gairah, semangat, antusiasme, harapan dan kepuasan. Ketika anda tersenyum kepada seseorang, makna pesan yang anda sampaikan bisa: saya senang berjumpa dengan anda! saya mencintai anda! Saya bersyukur bisa ketemu anda! Saya gembira bertemu anda! Saya sedang penuh gairah! Saya sedang bersemangat! Saya sedang berperasaan positif!
Hampir semua orang memberikan respon positif terhadap senyum yang kita berikan dengan senyum pula. Ini artinya, senyum yang kita berikan akan berdampak kepada diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan muka cemberut merupakan ekspresi perasaan negatif: kebosanan, kejengkelan, kekecewaan, kekhawatiran, kecaman, amarah, kebencian, kecemburuan, rasa bersalah, keputusasaan, dan ketakutan. Ketika orang cemberut kepada anda, pesan yang ia sampaikan adalah: Saya bosan dengan anda! Saya jengkel dengan anda! Saya kecewa dengan anda! Saya khawatir kepada anda! Saya berperasaan negatif kepada anda!
Berbicara yang dihiasi dengan senyum yang tulus menjadi pembicaraan yang menyenangkan bagi teman bicara kita. Kitapun akan merasa nyaman bila berada di tengah-tengah orang yang murah senyum. Hidup ini terasa begitu damai, dan orang pasti senang berlama-lama di antara mereka.
Sebaliknya, bila kita berada di tengah-tengah orang yang memandang kita dengan muka dingin tanpa ekspresi, atau dengan ekpresi curiga, marah, cemberut, hati kita merasa tidak enak, dan ingin cepat-cepat terlepas dari tatapan mereka. Jarang orang tahan berlama-lama dalam situasi seperti itu. Kita bisa tertekan dan stres.
Seseorang menjadi murah senyum atau tidak, sangat bergantung kepada cara pandangnya dalam memberikan makna peristiwa yang dihadapinya. Bila ia mampu memberikan pemaknaan positif, ia akan bersyukur dan mudah tersenyum. Sebaliknya bila memberikan makna negatif, ia akan sedih, kecewa, marah dan sikap negatif lainnya.
Orang mukmin adalah orang yang menakjubkan karena memiliki cara padang positif. Mendapatkan sesuatu yang menyenangkan berupa rizki, kelapangan, kemudahan, nikmat, sikapnya adalah bersyukur. Berapapun nilainya ia syukuri. Ia tidak pernah menganggap yang ia terima terlalu kecil. Meskipun orang lain menerima lebih besar dan lebih baik darinya, tidak sedikitpun menyesali. Ia merasakan yang diterimanya itu sudah sesuai takarannya. Keyakinannya akan maha adilnya Allah, membawanya mensyukuri anugerah Allah tersebut apa adanya.
Ketika mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan berupa musibah, cacian, penghinaan, kemarahan orang, kekecewaan ia bersabar. Ia meyakini bahwa kesemuanya itu merupakan bagian ujian Allah untuknya dalam meningkatkan mutu kepribadiannya. Karena itu ia tidak pernah membalas cacian dengan cacian, penghinaan dengan penghinaan, dan kemarahan orang dengan kemarahan.
Bila ada yang mencacinya, ia introspeksi apakah dirinya memang layak dicaci. Ia perbaiki dirinya lebih baik sehingga tidak ada yang berani lagi mencaci. Ia mohonkan ampun orang yang mencacinya agar menjadi orang yang santun dan rendah hati.
Syukur dan sabar adalah sikap positif yang membawa ketenangan batin dan kekuatan jiwa. Kondisi ini merangsang otak mengeluarkan banyak hormon kebahagiaan yang membuat tubuh kita tetap terjaga kesehatannya dan menghambat keluarnya hormon adrenalin dan noradrenalin dalam jumlah banyak yang berbahaya bagi tubuh. Orang menjadi lebih berbahagia dan mudah tersenyum.
Manfaat Senyum
Profesor Hiromi Shinya dalam bukunya “The Enzyme Factor” menyatakan bahwa senyum, rasa bahagia, rasa senang dapat menstimulasi enzim yang bertanggungjawab atas kesehatan sel-sel tubuh yang pada akhirnya dapat mendorong kesehatan tubuh seseorang.
Di dalam tubuh kita ada hormon-hormon yang pengeluarannya bergantung kepada cara pandang kita. Hormon-hormon tersebut antara lain:
- Hormon adrenalin, diproduksi ketika takut
- Noradrenalin, diproduksi otak ketika cemas, stress, marah
- Beta endorfin: merupakan hormon kebahagiaan, diproduksi ketika menghadapi segala sesuatu dengan senyum dan pikiran positif.
Ketika kita marah, cemas, dan stres otak mengeluarkan noradrenalin. Ketika takut, adrenalin akan dikeluarkan. Kedua senyawa ini beracun. Noradrernalin dan adrenalin merupakan senyawa penyebab penyempitan pembuluh darah paling parah. Ketika dua jenis hormon ini dilepaskan dalam jumlah tertentu, tidak hanya penyempitan yang terjadi, tetapi juga penyumbatan pembuluh darah.
Cemas, stress, marah, takut pasti pernah dialami semua manusia. Sesekali tentu sangat manusiawi. Tetapi kalau sering dialami dan dilakukan tentu penyempitan pembuluh darah akan lebih sering terjadi. Lama-lama akan menimbulkan penyempitan permanen, yang pada gilirannya menyebabkan tekanan darah tinggi. Penyakit ini meningkatkan resiko terkena stroke. Bila penyempitan mengenai pembuluh darah koroner pada jantung, menyebabkan penyakit jantung koroner. Kedua jenis penyakit ini telah menjadi penyebab kematian nomor 1 di dunia.
Kecemasan, kemarahan, dan ketakutan adalah akibat respon negatif dari dalam diri seseorang. Menurut Dr. Shigeo Haruyama dalam bukunya The Miracle Of Endorphen, jika menanggapi sesuatu dengan penolakan, di dalam tubuh akan muncul zat-zat yang mempercepat proses penuaan dan pertumbuhan sel-sel kanker. Sebaliknya bila kita bereaksi secara positif dan bersyukur, organ memproduksi zat-zat yang akan membuat tubuh kita tetap awet muda dan sehat.
Ketika kita tersenyum dan menerima segala peristiwa secara positif, beta endorfin akan dikeluarkan. Hormon ini menjaga kita awet muda, meningkatkan daya tahan tubuh, mempertahankan kegembiraan suasana hati, dan mencegah penyakit kanker.
Berbicara kepada orang lain sambil tersenyum memberikan 2 manfaat sekaligus:
Manfaat pertama, untuk diri sendiri, yakni terangsangnya otak memerintahkan kelenjar penghasil hormon kebahagiaan mengeluarkan endorfin. Semakin banyak tersenyum, ketersediaan hormon kebahagiaan melimpah dalam tubuh kita. Melimpahnya hormon kebahagiaan endorfin menjadikan kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh gairah, semangat, optimisme, dan sehat.
Manfaat kedua, orang yang kita ajak tersenyum rata-rata merespon dengan senyum juga. Mereka akan mendapatkan manfaat senyum sebagaimana didapatkan oleh yang mengajaknya. Hormon kebahagiaannya terpacu juga untuk keluar. Respon yang mereka lakukan memicu kebahagiaan yang besar lagi bagi yang mulai mengajaknya tersenyum sehingga pengeluaran hormon kebahagiaan lebih melimpah.
Dunia kita ini mengenal hukum tarik menarik: “hal-hal yang serupa akan saling tarik menarik”. Dalam pengertian sederhana dalam hidup ini berarti: apa yang kita berikan, akan kita terima kembali. Apapun yang kita berikan dalam kehidupan ini adalah apa yang akan kita terima kembali.
Issac Newton (1643-1727), seorang matematikawan dan fisikawan hebat menyatakan bahwa “untuk setiap aksi, muncul reaksi balas yang serupa”. Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum Newton oleh para fisikawan. Hukum yang juga berlaku di luar ilmu fisika. Dalam al-Qur’an dinyatakan bawa “siapapun yang berbuat baik sekecil apapun (meskipun hanya seberat dzarrah) ia akan melihat akibatnya, dan siapapun berbuat buruk sekecil apapun (meskipun hanya seberat dzarrah) ia juga akan melihat akibatnya” (Qs. al-Zalzalah: ayat 7-8)
Orang yang suka marah, akan menarik orang-orang yang suka marah dalam kehidupannya. Orang yang suka berkata-kata kotor, akan menarik orang-orang yang suka berkata kotor pula dalam kehidupannya. Sebaliknya, orang-orang yang suka berbuat baik kepada orang lain, akan menarik orang-orang yang juga suka berbuat baik dalam kehidupannya. Setiap kebaikan yang kita lakukan pasti mendapatkan balasan berupa kebaikan, dan setiap keburukan yang kita lakukan pasti mendapatkan balasan berupa keburukan.
Dalam pergaulan sehari-hari, kedekatan seseorang dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh adanya kesamaan-kesamaan di antara mereka. Semakin banyak kesamaannya, hubungan mereka lebih erat. Pertemanan mudah retak bila terdapat banyak perbedaan, dan pada kadar tertentu bisa bubar. Percekcokan, pertengkaran, permusuhan, dan bahkan peperangan bermula dari perbedaan-perbedaan.
Itulah sebagian hikmah berbicara dengan senyum. Manfaatnya besar bagi diri sendiri dan mampu menarik orang lain mendapatkan manfaat serupa dengan yang diperolehnya. Perbuatan ini menurut Rasulullah merupakan bagian dari perkara yang ma’ruf atau perkara yang baik. Baik bagi diri sendiri dan baik bagi orang lain.
Orang baik bukanlah orang yang hanya melakukan kebaikan untuk dirinya sendiri, tetapi juga menebarkan kebaikan bagi orang lain. Sabda beliau:”Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermafaat bagi orang lain”.
Marilah kita contoh Rasulullah!
Hiasi pembicaraan kita dengan senyum dan senantiasa berpikiran positif. Insya Allah kita sedang melangkah menuju kesuksesan dunia akhirat!
Samarinda, 14 Agustus 2011
Agus Sukaca