Salam Tabligh #7
Assalamu’alaikum wr. wb.
Kita semua pasti merasa nyaman bila dikenal sebagai orang yang beradab. Sebutan sebagai orang beradab menunjukkan bahwa orang tersebut mengetahui dan mengikuti adab atau aturan dan sopan santun yang berlaku dalam masyarakat. Sebaliknya sebutan sebagai orang tidak beradab menggambarkan perilaku orang yang tidak mengikuti aturan, semaunya sendiri, dan tidak mengenal sopan santun yang berlaku pada masyarakat.
Menurut Wikipedia, adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum. Istilah adab telah berkembang menjadi istilah umum dan tidak selalui dikaitkan dengan agama Islam.
Islam mengatur adab dengan sangat baik dan rinci. Tidak ada ajaran yang mengatur adab serinci dan sebaik Islam. Suatu masyarakat yang didominasi oleh orang-orang yang melaksanakan adab Islami, dijamin menjadi masyarakat yang sejahtera, aman dan damai.
Di antara adab-adab yang diatur dalam Islam antara lain:
Adab bicara: selalu bicara yang baik, berusaha diam bila ada dorongan bicara yang tidak baik (berbohong, ghibah dan namimah, mencaci, mengutuk, berkata-kata kotor, mengkafirkan orang muslim, membuat pendengar tertawa dengan sesuatu yang dusta, membuka aib saudara, membuka rahasia yang anda diminta merahasiakan), senantiasa bermuka manis, menyertai pembicaraan dengan kalimah thayyibah, bicara seperlunya saja, mendahulukan orang tua, bicara perlahan-lahan, dan merendahkan suara.
Adab makan: mencuci tangan sebelum dan sesudah makan; berdo’a sebelum dan sesudah makan; mengambil makanan dari yang posisinya terdekat, makan dengan tangan kanan mulai dari yang di tepi piring; bila makanan panas menunggu sampai berkurang panasnya; menyuapkan makanan ke mulut secukupnya; berhenti sebelum kenyang; makan bersama.
Adab tidur: Mengunci pintu, memadamkan api dan lampu; berwudhu sebelum tidur; membersihkan tempat tidur; menghadap ke kanan; membaca beberapa ayat al-Qur’an; berdo’a dan berdzikir; berdo’a ketika bangun tidur.
Adab berpakaian: Menutup aurat; tidak menyerupai lawan jenis (laki-laki menyerupai wanita atau sebaliknya); berpakaian yang pantas; mendahulukan yang kanan ketika memakainya; berhias dan rapi; menggunakan wewangian.
Adab bersin dan menguap: mengucapkan alhamdulillah ketika bersin; merendahkan suara bersin; mendoakan orang bersin yang mengucap alhamdulillah; menahap menguap; menutup mulut ketika menguap.
Adab buang hajat: di tempat yang semestinya; tidak menghadap kiblat; berdo’a ketika masuk dan keluar WC; melangkahkan kaki kiri ketika masuk dan kaki kanan ketika keluar; memegang kemaluan dan bersintinja’ dengan tangan kiri; beristinja’.
Adab terhadap orang tua: menghormati keduanya; berbicara baik dan sopan; mentaati perintahnya; lemah lembut dan bermuka manis; segera memenuhi panggilan keduanya; memuliakan sahabat dan kerabat keduanya; sering mengunjungi; berdo’a untuk keduanya.
Adab terhadap rumah: masuk rumah mengucapkan salam; melangkahkan kaki kanan ketika masuk dan kaki kiri ketika keluar; meminta ijin bila masuk kamar; menyinari rumah dengan bacaan al-Qur’an; menjaga hak-hak penghuni rumah; membiasakan kebiasaan baik dalam rumah.
Adab terhadap tetangga: menjaga hak-hak tetangga dan memuliakan tetangga.
Adab terhadap masjid: bersegera pergi ke masjid ketika waktu shalat tiba; berdo’a dalam perjalanan menuju masjid, masuk dan keluar masjid; mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid dan kaki kiri ketika keluar masjid; shalat tahiyatul masjid sebagai penghormatan kepada masjid yang dilakukan begitu tiba dalam masjid; berbaju bagus ketika shalat jum’at, tetap berada di dalam masjid setelah adzan sampai shalat selesai, laki-laki menempati shaf depan terlebih dahulu, perempuan menempati shaf belakang terlebih dahulu.
Adab bepergian: berpamitan dengan anggota keluarga; melaksanakan shalat safar; angkat pemimpin bila pergi berombongan 3 orang atau lebih; berdo’a ketika naik kendaraan; menempati tempat duduk yang sesuai; berdzikir selama dalam perjalanan; berdo’a ketika singgah dalam perjalanan; menjaga hak orang lain atas jalan; menyingkirkan gangguan di jalan; membantu orang di jalan; segera pulang setelah urusannya selesai.
Adab bergaul: memilih teman hanya yang baik; saling mencintai karena Allah; bermuka manis, lemah lembut, menampakkan kasih sayang; berbaik sangka, tidak mencari-cari kesalahan/aib; saling menasehati; saling tolong menolong; rendah hati dan tidak sombong; lapang dada; mudah memaafkan; tidak hasad dan benci; memanggil dengan panggilan yang disenangi; menjaga rahasia; menghindari persangkaan buruk.
Adab bertemu: memberi dan menjawab salam; berjabat tangan; memberikan penghormatan. Orang yang berkendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan, yang berjalan kepada yang diam, dan kelompok yang sedikit kepada kelompok yang lebih banyak.
Adab bertamu: mengucapkan salam ketika bertamu; masuk rumah setelah diijinkan; bila menginap tidak lebih dari 3 hari; menikmati hidangan yang disajikan; berdo’a untuk tuan rumah.
Adab menerima tamu; memuliakan; menyambut dengan keramahtamahan; menjamu dengan mendahulukan yang lebih tua dan yang di sebelah kanan; mengiringi tamu ketika pulang.
Adab menjenguk orang sakit: menjenguk pada waktu yang tepat; tidak berlama-lama dalam menjenguk; posisi orang yang menjenguk; menanyakan keadaan orang yang sakit; meringankan beban orang yang sakit; mendoakan; menuntunkan syahadat bila sakitnya telah parah.
Adab dalam majlis: mengucapkan salam ketika datang; mengambil tempat duduk yang tersedia atau yang memang disediakan khusus buatnya, tidak boleh menyuruh orang lain pindah dari tempat duduknya kemudian tempat yang ditinggalkan diduduki; menyimak pembicaraan dalam majlis; bicara dengan seijin pimpinan majlis; menjaga kekhidmatan majlis dari perilaku yang mengganggu acara majlis; berlapang dada terhadap perbedaan pendapat dalam majlis; menutup majlis dengan do’a kafaratul majlis.
Itulah di antara sekian banyak adab yang di atur ajaran Islam. Untuk menjadikannya menjadi adab pribadi kita, perlu proses perjuangan tiada akhir.
Pertama-tama yang kita lakukan adalah menjadikannya sebagai impian kita. Kita bayangkan adab-adab tersebut adalah gambaran pribadi kita. Bayangkan semuanya menjadi bagian perilaku kita: ketika bicara, makan, tidur, berpakaian, bersin, menguap, buang hajat, bergaul dengan orang tua, di rumah, di masjid, bergaul dengan orang lain, bepergian, bertamu, menjamu tamu, menjenguk orang sakit, berada dalam majlis… kesemuanya adalah perilaku kita. Dan anda semua mengatakan:
“Itu semua adalah perilaku saya…”
Secara periodik lakukan penilaian perkembangannya. Buat lembar penilaian secara kuantitatif dengan melakukan skoring dengan nilai minimal 0 bila sama sekali belum anda lakukan dan nilai 10 bila selalu anda lakukan.
Contoh tabel di atas adalah penilaian terhadap pengamalan adab bicara. Nilailah diri anda sendiri pada skor yang mana. Anda bisa melakukannya harian, mingguan, atau bulanan. Pastikan selalu ada perbaikan! Hari ini lebih baik dari kemarin! Minggu ini lebih baik dari minggu kemarin! Bulan ini lebih baik dari bulan kemarin…
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Samarinda, 3 Jumadil Awwal 1433 H
Agus Sukaca
guskaca@gmail.com